Antara Jokowi, Kabinet Ramping dan Reshuffle (Bagian I)

 
IniFakta.Com - #MelawanLupa adalah sebuah hastag yang sering digunakan netizen dalam menyikapi suatu permasalahan yang tak kunjung selesai. 

Hastag itu juga sering digunakan oleh netizen dalam menagih atau mengingatkan tentang suatu kejadian yang pernah terjadi sebelumnya.

Dalam artikel ini, Redaksi TeropongSenayan akan mencoba menggunakan hastag #MelawanLupa untuk mengingatkan kembali tentang janji-janji kampanye Jokowi-Jk dalam perhelatan merebut simpati rakyat 2014 silam.

Koalisi Ramping
Saat kampanye pilpres lalu, Jokowi sempat memberikan janji untuk tidak membagi-bagi jabatan kala dia memimpin.

“Sejak awal sudah kami sampaikan. Sejak awal sudah kami sampaikan. Bahwa kami ingin membangun sebuah koalisi, sebuah kerjasama yang ramping. Tidak usah banyak parpol yang bergabung,” kata Jokowi saat debat capres – cawapres yang disiarkan oleh salah satu tv nasional, Jakarta, (9/6/2014).

“Bukan bagi-bagi menteri di depan. Bukan bagi-bagi kursi di depan. Bukan bagi-bagi kue di depan. Koalisi kami adalah koalisi kerjasama ramping. Ini untuk menghindarkan nantinya tidak terjadi bagi-bagi kursi,” tambahnya lagi.

Bahkan dalam suatu kesempatan lain di Masjid Sunda Kelapa, Jokowi memberikan isyaratnya bahwa dia bersungguh-sungguh tidak akan membagikan jabatannya jika ia memimpin sebagai Presiden Republik Indonesia.

“Kalau saya bagi-bagi kursi, ya sudah menang dari kemarin,” kata Jokowi, di Jakarta, Jumat (3/10/2014) silam.

Kabinet Alternatif Usulan Rakyat
Harapan sempat muncul kala gagasan Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KAUR) muncul kepermukaan.
Ide gagasan ini, pertama kali muncul melalui akun Facebook resmi Jokowi-JK dengan nama Jokowi Center. Jokowi pun diketahui juga turut andil dalam KAUR ini.

Sejumlah nama dari kalangan profesional, aktivis, wartawan pun sempat diusulkan dalam penjaringan KAUR.

Publik pun menilai positif dengan adanya KAUR tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan peroleh polling KAUR tersebut. Bedasarkan data, sejak dibuka polling tersebut tanggal 27 Juli 2014 sampai 6 Agustus 2014, jumlah data yang diterima oleh Jokowi Center dan Radio Jokowi mencapai 95.000 lebih.

“Ini menunjukkan bahwa masyarakat mau aktif berpartisipasi dalam mengusulkan nama-nama pembantu Jokowi dalam kabinet mendatang,” kata Juru bicara Jokowi Center, Wisnu Prasetya Utomo, Kamis (7/8/2014).

Secara kerja, KAUR menjaring nama-nama yang diusulkan oleh publik. Lalu nama-nama tersebut akan disusun bedasarkan polling suara terbanyak yang diterima oleh penyelenggara.

Fenomena broadcast message pun bergentayangan melalui perangkat gadgetpublik. Beberapa nama dari calon menteri yang masuk ke KAUR mulai meminta dukungan publik. Beberapa ada yang menggunakan nama sendiri dalam meminta dukungan. Beberapa lainnya menggunakan pendukungnya untuk membantu menggarap dukungan dari publik. Mirip dengan polling-polling yang dilakukan artis-artis baru kala ikut ajang kontes pencarian bakat.

KAUR pun sempat dinilai positif oleh Pengamat politik dari Reform Institute, Yudi Latif. Ia pun menilai bahwa Jokowi sebagai presiden terpilih ingin mendapat masukan dari publik dalam menyusun kabinet.
“Ya wajar saja, dia kan mau mendengar usulan dari rakyat. Dia mau menampung suara dari bawah, kan dia pernah bilang kalau demokrasi itu mendengar suara rakyat. Dia mau menjaring aspirasi dari bawah,” kata Yudi seperti yang dikutip oleh teropongsenayan dilaman Antara, Kamis (24/07/2014).

Hingga tulisan ini ditulis, nasib KAUR nampaknya tidak menjadi nyata dalam kabinet kerja presiden Jokowi. (Sumber : Onlineindo - IniFakta.Com)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Antara Jokowi, Kabinet Ramping dan Reshuffle (Bagian I)"

Post a Comment